Tuesday, May 31, 2016

Satu Jam Bermain ‘Watch Dogs’

(sumber gambar: gearnuke.com)
Satu jam tidaklah cukup untuk bermain video game. Apalagi video game zaman sekarang memiliki rentang waktu permainan hingga berjam-jam dengan tingkat kesulitan yang memaksa kalian memainkannya berulang-ulang. Tapi satu jam cukup untuk memberikan kesan kepada gamer mengenai tampilan game tersebut, dari segi visual, audio, dan gameplay. Dan bagi saya, Gamer Jalanan, satu jam sudah cukup untuk mengetahui bagaimana keseluruhan permainan bakal berjalan, dan cukup waktu untuk menentukan melanjutkan permainan atau menghentikannya.

Pada kesempatan ini saya akan mengajak kalian bermain game action-adventure dengan tema hacker, ‘Watch Dogs’ di PlayStation 3 (PS3). Dirilis tanggal 27 Mei 2014 oleh Ubisoft untuk berbagai konsol, salah satunya PS3, Watch Dogs bisa dibilang menghadirkan warna baru dalam genre action-adventure. Hacking atau meretas adalah fokus utama game ini, yang dihadirkan lewat perspektif third-person view dan lingkungan Open-World Kota Chicago. Game ini mendapatkan sambutan yang baik, membuat Ubisoft berencana menyiapkan sekuel dan film adaptasinya.


Saya ingat bagaimana hype game ini kala diumumkan dua tahun lalu. Saya termasuk gamer yang antusias dengan kehadiran game ini. Waktu itu saya melihatnya di YouTube dan hei, game ini punya grafis yang keren banget! Ditambah lagi ‘jaring-jaring’ koneksi yang terbentang di mana-mana, membuat game ini begitu terasa modern. Trailernya kala itu berhasil memunculkan persepsi bahwa game ini memiliki gameplay yang inovatif tentang hacking dan saya harus bisa memainkannya. Pada akhirnya saya baru bisa memainkan game ini tepat dua tahun kemudian, 27 Mei 2016 kemarin di PS3, dan rasa penasaran itu pun terjawab sudah.
Logo Watch Dogs.
Game dibuka dengan logo pengembang dan penerbit game ini, Ubisoft, berlanjut ke title screen bertuliskan ‘Watch_Dogs’ dengan sebuah lambang menyerupai huruf W yang kemudian berpadu dengan huruf V di belakangnya. Title screen ini didesain sedemikian rupa sehingga terlihat glitchy atau berpendar rusak. Tampaknya Ubisoft ingin menghadirkan elemen hacking bahkan sejak permainan ini baru akan dimulai. Menurut saya ini brilian, ditambah lagi dengan gaya penulisan judul gamenya yang bergaya komputer. Press any key dan enam pilihan muncul di antaranya New Game dan Options. Saya pikir saya akan langsung memainkan game ini saja, karenanya saya pilih New Game.

Muncul layar loading, dengan logo menyerupai huruf W tadi, serta sebuah tips permainan di bawah indikator loading. Tampaknya saya akan sering menemukan layar loading ini dalam permainan. Tips pertama yang saya dapatkan adalah mengacaukan komputer sebelum saya berbuat kejahatan di publik, serta mematikan semua telepon warga sipil untuk mencegah siapapun menelepon polisi. Loadingnya terbilang cukup lama, hingga muncul pemandangan malam kota dengan gedung-gedung bertingkat di sana. Berikutnya adalah pemandangan di dalam sebuah gedung, yang kemudian saya ketahui adalah hotel bernama Hotel Merlaut.
Lobi Hotel Merlaut.
Lobi hotel tampak ramai dengan orang lalu lalang, salah satunya seorang perempuan berjubah dan bertopi yang memegang ponsel. Perempuan ini bertabrakan sedikit dengan seorang lelaki bertopi yang juga memegang ponsel. Fokus kamera lantas beralih pada lelaki ini, yang dari percakapannya dengan seseorang di ponsel saya ketahui bernama Aiden. Tampaknya si Aiden ini bersama rekannya di ponsel tengah merencanakan sesuatu, yang berkaitan dengan hacking. Aiden lantas memencet ponselnya, dan mulai meretas ke dalam sistem, yang dalam gamenya digambarkan dalam tampilan yang keren, yang tidak bisa saya deskripsikan dengan baik dalam tulisan. Seperti jaring-jaring yang menghubungkan antar piranti elektronik yang digunakan dalam hotel tersebut.

Pada akhirnya peretasan Aiden mencapai core data, dan rekannya akhirnya diperlihatkan, tengah memasuki sistem yang berhasil diretas. Dari video yang ditampilkan dan percakapan keduanya, rupa-rupanya Aiden dan rekannya itu tengah merampok bank dengan cara meretas. Semuanya tampak berjalan lancar pada awalnya, hingga kemudian muncul tanda peringatan adanya perangkat lain yang tidak diketahui masuk ke dalam sistem. Rupanya ada peretas alias hacker lainnya! Rekan Aiden yang rupanya bernama Damien itu penasaran dan lantas mencoba menemukan hacker tersebut.
Peretas lain yang masuk ke dalam sistem.
Aiden sudah memperingatkan Damien untuk fokus pada rencana awal yaitu merampok bank, namun rekan dan juga mentornya itu kukuh untuk menemukan si hacker. Aiden yang merasa terancam lantas mematikan koneksinya meninggalkan Damien begitu saja. Namun terlambat bagi Aiden, karena keberadaannya sudah diketahui kamera CCTV dan juga sekuriti setempat. Gambar menghitam, berikutnya muncul seseorang di depan komputer, membuka email berisi informasi tentang dua orang hacker yang masuk ke dalam sistem, Damein Brenks dan Aiden Pearce. 

Orang itu menelepon lelaki bernama Maurice lewat komputer, dan memintanya untuk menghabisi nyawa Aiden. Bukan itu saja, dia bahkan mengatakan kalau perlu keluarga Aiden juga dihabisi sekalian. Informasi tentang Aiden dan keluarganya lantas dikirim dan Maurice menyanggupinya. Video lantas beralih pada sebuah mobil yang dikemudikan Aiden dan ditumpangi keluarganya berjalan di dalam terowongan. Dua sepeda motor membuntuti dan menyerangnya, membuat mobil terbalik dan boneka yang dibawa anak perempuan dalam mobil itu terjatuh ke aspal. 

Prolog emosional yang didesain glitchy.
Baik visual penyerangan dan opening credit yang menyertainya ini didesain glitchy atau berpendar rusak, berujung pada judul ‘Watch_Dogs’ yang terkesan futuristik dengan animasi bergaya koneksi. Dari sini saya menduga bahwa plot cerita dalam Watch Dogs adalah tentang pembalasan dendam dan benar saja, 11 bulan kemudian saya di bawa ke bawah sebuah stadion, di mana dalam ruangan yang ada di sana Aiden tengah menghajar Maurice. Aiden memaksa Maurice untuk mengatakan siapa yang memberikan perintah penyerangan tersebut, namun Maurice mengatakan dia tidak tahu nama orang yang menyuruhnya.

Aiden terus mendesak Maurice dengan memutarkan rekaman perintah penyerangan tersebut di ponselnya. Tapi Maurice tetap saja mengatakan kalau orang yang menyuruhnya tidak memberikan namanya. Dari sini Aiden mengungkap bahwa Lena Pearce, kemenakannya tewas dalam serangan tersebut. Maurice bersikeras dia tidak tahu ada anak kecil di mobil tersebut, membuat Aiden marah dan mengeluarkan pistol, mengarahkannya pada Maurice. Di sini saya sebagai Aiden diminta untuk menembak Maurice, namun ketika saya menekan tombol menembak, pistol tidak meletup. Rupanya tidak ada peluru dalam pistol itu.

Kemarahan Aiden pada Maurice begitu terasa.
Tampak kesal, Aiden lantas berbalik membelakangi Maurice. Hal ini dimanfaatkan Maurice untuk menyerangnya dari belakang, dengan menggunakan tongkat baseball yang ada di sana. Namun Aiden menyadarinya dan terlebih dahulu melumpuhkan Maurice dengan tongkatnya. Maurice pingsan, dan kini saya bisa mengendalikan Aiden secara penuh. Saya lantas memeriksa ponsel Maurice dan mendapati rekaman suaranya yang terdnegar putus asa karena dikejar terus-menerus oleh Aiden. Setelah itu saya berkeliling dalam ruangan tersebut, yang rupanya adalah ruang loker. Muncul objective baru, di mana saya bisa meninggalkan ruang loker bilamana sudah siap.

Setelah mengambil beberapa item yang ada di sana, di antaranya obat-obatan dan uang tunai, saya lantas berjalan keluar dari ruang loker. Di lorong terdapat seseorang yang tengah pingsan, sepertinya dihajar Aiden saat mencari Maurice tadi. Baru beberapa langkah berjalan, muncul seorang pemuda teman Maurice yang terkejut melihat keberadaan Aiden. Pemuda tersebut langsung menodongkan pistol ke arah Aiden, namun seseorang terlebih dulu menusuknya dari belakang. Si penusuk adalah Jordi Chin, yang ternyata merupakan rekan Aiden.

Jordi Chin.
Terjadi percakapan menarik antara Aiden dan Jordi yang rupanya membantu Aiden menemukan Maurice. Jordi lantas melakukan skenario perkelahian antar geng untuk menutupi penyerangan yang dilakukan Aiden. Dari percakapan ini saya tahu kalau Jordilah yang membuang peluru Aiden, membuat Aiden kesal. Hacker kita ini semakin kesal saat Jordi mengatakan dia memanggil polisi untuk membuat pengalihan. Aiden lantas menyuruh Jordi membawa Maurice keluar dari stadion, sementara dia mencoba keluar dari kepungan polisi yang telah datang.

Sneak past the police, begitu bunyi new objective yang saya terima. Dalam objective ini saya mesti melewati para polisi untuk bisa keluar dari stadion. Ada titik kuning bertuliskan ‘Reach’ di layar game yang menjadi lokasitujuan saya. Sayangnya penggambaran titik ini tidak sempurna, membuat saya tersesat dan berkali-kali mengulang. Saya pikir sebuah pintu di seberang sana adalah lokasi yang saya tuju, mengingat titik kuning yang tampak menempel di sana. Tapi setelah saya sampai sana, pintunya tidak bisa dibuka dan sempat membuat saya bingung mesti melanjutkan ke mana. Padahal, melewati polisi yang berjaga di sana saja rasanya sulit sekali.

Di sinilah saya 'tersesat'. Saya malah berjalan lurus ke pintu yang ada di sana.
Rupa-rupanya jalan yang saya tuju sebenarnya sangat mudah, hanya tinggal belok kiri naik ke jalan menanjak. Awalnya saya memang mau ke sana, tapi ketiadaan opsi cover di sana, membuat saya berpikir bukan itu jalannya. Alhasil, saya kehabisan waktu setengah jam hanya berupaya mengendap-endap melewati dua orang polisi di sana yang ternyata pintu yang saya tuju bukanlah tujuan yang sebenarnya. Pergerakan kamera yang membingungkan membuat saya beberapa kali ketahuan polisi yang langsung menembak saya. Permainan berakhir, saya mengulang kembali setelah menunggu loading yang terbilang lama. Entah ini karena kebodohan saya atau gamenya yang kurang detail dalam memberikan informasi permainan.

Saya tiba di sebuah pintu yang terkunci secara mekanis. Bingung bagaimana membukanya, saya lantas menyalakan profiler, fitur canggih di ponsel Aiden yang menunjukkan arus data dari benda-benda elektronik. Ketika profiler ini aktif, akan muncul benang-benang atau jaring-jaring putih tak kasat mata yang menghubungkan ponsel Aiden dengan berbagai alat elektronik yang bisa diakses. Dengan menghubungkan benang-benang tersebut, saya bisa meretas berbagai alat elektronik di sekitar saya. Inilah elemen hacking yang menjadi sajian utama Watch Dogs.

Mengaktifkan profiler.
Dengan objective mengikuti arus data dari pintu yang terkunci, saya lantas meretas kamera CCTV yang ada di sana. Dengan begitu membawa saya bisa melihat hal-hal yang tidak terjangkau oleh saya. Melalui ‘mata’ CCTV tersebut, saya bisa melihat CCTV lain di dalam ruangan yang terkunci, membuat saya bisa meretasnya dan mendapatkan tampilan suasana ruangan tersebut. Dengan CCTV kedua, saya menelusuri pergerakan arus data di ruangan tersebut dan menemukan CCTV ketiga untuk saya masuki. Di CCTV keempat, saya menemukan switch untuk membuka pintu yang terkunci dan meretasnya. Pintu terbuka dan saya pun masuk ke dalam. Saya akui gameplay hacking seperti ini terasa sangat menyenangkan dan menjadi keunikan tersendiri yang ada di Watch Dogs.

Objective baru muncul, di mana saya mesti mencapai lantai atas stadion. Kembali, saya harus mengendap-endap untuk bisa mencapai tujuan saya. Dalam hal ini saya harus mengalihkan perhatian polisi yang berjaga agar saya bisa melewatinya menuju tujuan saya. Mengalihkan perhatian dalam game ini bisa dalam bentuk meretas alat-alat elektronik sehingga menyala secara misterius, atau secara tradisional melempar barang ke arah yang berlawanan untuk menarik perhatian. Sebagai penggemar serial Metal Gear, elemen stealth ini tentu terasa menyenangkan bagi saya.

Elemen stealth yang menyenangkan.
Setelah mengambil sebuah benda kecil dan merakitnya, memasukkannya dalam ‘weapon wheel’, saya lantas melemparkannya ke arah yang berlawanan dengan polisi yang berjaga, membuat polisi itu bergerak dari posisinya sehingga saya bisa melewatinya. Saya lantas tiba di sebuah ruangan yang saya tebak adalah lobi stadion. Ada beberapa polisi di sana dengan beberapa warga sipil yang mungkin wartawan. Saya pun mengendap-endap lagi dengan pergerakan ‘corner’ yang sudah menyapa saya sejak permainan dimulai. Corner adalah pergerakan di mana saya bisa mengendap-endap dan bersembunyi di sudut sebuah penghalang. Pergerakan ini terbilang mudah dilakukan, walaupun kerap kali opsi corner ini terlambat datang.

Sebelum lebih jauh, saya akan menjelaskan tentang kemampuan lain yang dimiliki aplikasi ‘profiler’. Aplikasi hacking ini juga menampilkan informasi tentang orang-orang di sekitar saya, tepatnya orang-orang yang saya lewat atau saya lewati. Saat saya melewati atau melihat orang-orang di sekitar saya, akan muncul foto inset kecil yang memunculkan informasi singkat terkait orang tersebut. Dari sini saya bisa mengetahui nama orang tersebut, hobi, kegiatan yang akhir-akhir ini dilakukan, bahkan hingga bisa mengetahui gaji orang tersebut. 

Mengetahui informasi warga sipil menggunakan profiler.
Informasi-informasi ini selain berguna dalam progres permainan, juga menjadi hiburan tersendiri bagi saya mengingat informasi-informasi yang disajikan terbilang menarik dan menggelitik. Misalnya ada seorang polisi yang akhir-akhir ini kerap memainkan game FPS, ada yang tagihan kartu kreditnya membengkak, ada yang suka nonton anime, ada pula yang kecanduan pornografi. Andai fitur ini ada di dunia nyata, saya mungkin bisa menjadi seorang peramal yang hebat. Akan tetapi saya melihat ada duplikasi inset dalam beberapa informasi yang saya dapatkan, entah ini hanya perasaan saya saja atau memang demikian.

Kembali ke permainan, saya terus mengendap-endap hingga tiba sebuah koridor yang bersebelahan dengan tribun penonton. Terlihat begitu banyak penonton antusias menyaksikan pertandingan baseball di sana. Di koridor ini, seseorang bernama BADBOY17 menelepon. Sayangnya saya tidak terlalu mengikuti percakapannya dengan Aiden karena suasana yang begitu berisik di liar sana. Saya kembali mendapati pintu yang terkunci, kali sebuah pintu kaca transparan.  Si BADBOY17 lantas memberikan informasi tentang polisi yang memiliki kode akses untuk membuka pintu tersebut.

Mematikan listrik untuk melarikan diri.
Saya meretas masuk ke dalam CCTV yang ada di dalam ruangan yang terkunci tersebut dengan melihat menembus pintu kaca. Setelah mencapai CCTV kedua, saya menemukan wajah petugas tersebut dan mengaktifkan switch pembuka pintu. Objective baru muncul yang memerintahkan saya mematikan listrik stadion. Untuk melakukan saya mesti membuka Weapon Wheel dan memilih item berlambang petir. Begitu saya aktifkan pada generator di sana, listrik pun padam dan semuanya berubah gelap. Penonton panik, tentu saja polisi juga panik. Hal ini saya manfaatkan dengan cepat mengendap-endap menuju titik reach keluar dari stadion.

Tidak sulit melewati para polisi di tengah kegelapan, walaupun beberapa di antara mereka ada yang menyadari keberadaan saya yang ditandai dengan logo tanda seru dalam segitiga merah. Selama garis merah dalam segitiga tersebut tidak terisi penuh, saya masih punya waktu untuk melarikan diri sebelum polisi menyadari keberadaan saya. Setelah sukses melewati para polisi tersebut, saya kini tiba di sebuah ruangan dan Aiden menelepon Jordi. Melalui telepon, Jordi yang berwajah oriental mengatakan telah menyiapkan sebuah mobil untuk Aiden di luar.

Mengemudikan mobil di game ini terasa begitu mudah.
Saya membuka pintu dengan tulisan EXIT di atasnya, memasuki sebuah ruangan yang terlihat seperti bar. Saya berjalan dengan santainya dan keluar dari saya, yang membawa saya ke luar stadion. Listrik kembali menyala, dan saya berjalan di jalanan mencari mobil yang dibicarakan si Jordi. Di luar ini saya mendapati sebuah lingkungan over-world yang digambar begitu detail. Orang-orang berlalu-lalang dan jalanan yang ramai, suasana malam Kota Chicago begitu terasa, seakan-akan malam di sana benar-benar terjadi. 

Dengan objective meninggalkan area pencarian polisi, saya mengikuti titik ‘reach’ mencari mobil yang dibicarakan Jordi. Mobil sport berwarna kuning itu cukup sulit juga ya menemukannya. Saya lantas menaikinya dan muncul instruksi bagaimana mengemukan mobil. Kontrol mengemudikan mobilnya tidak terlalu sulit, walaupun saya akui saya kurang sabar sehingga menabrak beberapa pengguna jalan lainnya dan juga aksesoris jalanan. Objective kali ini kembali membuat saya bingung, karena tidak dijelaskan pasti search area dari polisi yang berpatroli. Alhasil, saya sempat berkeliling-keliling dibuatnya.

Suasana Kota Chicago digambar dengan begitu detail. (sumber gambar: ytimg.com)
Cukup sulit menghindari kejaran polisi, saya beberapa kali masuk ke trotoar dan menabrak pembatas jalan. Beberapa kali polisi menyadari keberadaan saya, namun saya bisa dengan cepat melarikan diri dari kejaran mereka. Setidaknya ada dua mobil polisi yang mengejar saya, yang digambarkan dengan segitiga merah di peta yang ada di sudut kanan bawah layar game. Saya sempat berada sebuah di jalan buntu, dan menyadari saya bisa bersembunyi di dalam mobil ketika mobil berhenti. Saya pikir ketika simbol segitiga merah itu hilang dari peta, saya sudah dalam posisi aman. Ternyata saya salah.

Karena tidak tahu mesti pergi ke mana apalagi titik kuning yang sebelumnya setia menuntun saya tidak tampak di peta, yang saya lakukan hanya mengendarai sejauh mungkin dari polisi. Pada akhirnya saya berhasil melarikan diri dari kejaran polisi, yang ditandai dengan indikator objective yang berhasil dilaksanakan. Saya berada di jalanan yang begitu padat saat objective baru muncul, meminta saya menuju ke tempat persembunyian saya. Tapi dalam perjalanan menuju ke titik kuning yang kembali muncul tersebut, durasi permainan saya telah mencapai satu jam. Sial padahal sedikit lagi!

Satu jam sudah terlewati, tapi saya belum sempat beraksi seperti ini. (sumber gambar: forbes.com)
Yup, satu jam telah terlewati dan sekarang saatnya untuk memberikan kesimpulan terhadap game ini. Saya mulai dari segi grafis, Watch Dogs memiliki tampilan grafis yang keren. Yang membedakan game ini dengan game-game open-world sejenis adalah lingkungan data yang tergambar begitu ciamik. Ya, game ini berhiaskan ilustrasi peretasan yang meliputi jaringan-jaringan yang tergambar dengan begitu baik dalam wujud garis-garis data dengan lingkungan sekitarnya yang berubah gelap. Penggambaran ini menurut saya berhasil memunculkan atmosfer dunia hacking yang ditonjolkan game ini, apalagi ditambah dengan efek-efek glitchy yang sempat membuat saya berpikir gamenya rusak.

Sementara untuk penggambaran dunia open-world Chicago yang menjadi latar game ini, itu sih tidak perlu ditanya lagi. Siapa tak kenal Ubisoft yang merupakan salah satu pemain besar dalam industri video game saat ini. Ubisoft bisa dibilang begitu total dalam menghidupkan lingkungan permainannya. Suasana kota Chicago malam hari begitu terasa saat saya menjelajahi setiap tempat yang ada di kota ini. Ya walaupun saya baru satu jam saja memainkan game ini, tapi impresi awal saya sudah terlanjur dibuat bagus dengan tampilan satu jam permainan tersebut. Saya tak perlu bertele-tele dalam mendeskripsikan apa yang saya lihat, singkatnya grafis game ini keren dan kalian perlu mencobanya sendiri kalau tidak percaya.

Dari empat karakter ini, baru Aiden dan Jordi yang sudah saya lihat. (sumber gambar: ubisoft.com)
Untuk karakternya menurut saya masih terlalu dini bagi saya menyimpulkannya. Karena saya baru melihat sangat sedikit karakter yang dihadirkan Watch Dogs dalam satu jam ini. Yang bisa saya bilang mungkin penggambaran karakter secara fisik terbilang baik, walaupun saya melihat ada perulangan foto inset dalam informasi yang ditampilkan profiler. Tapi konflik yang terjadi di awal-awal permainan, pun dengan percakapan antara Aiden dan Jordi, membuat saya berani menyatakan pengembangan karakter akan menjadi salah satu fokus di sepanjang permainan nantinya.

Dari segi suara sejauh ini bagus-bagus saja, dengan voice acting yang tampak pas banget dengan ekspresi wajah karakter-karakternya. Apalagi untuk pengisi suara Aiden yang menurut saya cool banget. Untuk efek-efek suara yang ada juga menyerupai aslinya, yang terdengar jelas dalam keriuhan para penonton yang menyaksikan pertandingan baseball. Mungkin yang cukup menarik perhatian adalah suara benda-benda yang diretas, yang entahlah, saya suka mendengarnya. Selebihnya tidak ada yang istimewa, khas game-game action-adventure berkualitas AAA dari studio game ternama. Karenanya saya tidak akan berlama-lama mendeskripsikan segi audio ini.

Apapun bisa diretas, bahkan crane sebesar ini. (sumber gambar: nocookie.net)
Berpindah ke segi narasi yang menurut saya merupakan salah satu kekuatan dari game ini, Watch Dogs memiliki plot yang menarik untuk diikuti. Semua itu sudah disajikan sejak permainan dimulai, seakan ingin membuat para penonton penasaran dengan apa yang akan terjadi pada Aiden berikutnya. Sekilas saya melihat Watch Dogs adalah sebuah video game yang didesain menyerupai sebuah film bioskop, dengan konflik-konflik yang ditawarkannya. Maka jangan heran bila game ini termasuk dalam daftar IP Ubisoft yang menunggu dibawa ke layar lebar.

Saya mengakui yang membuat saya bertahan memainkan game ini adalah premisnya. Saya ingin tahu apa bagaimana jalan ceritanya, misteri apa yang melingkupi tragedi yang terjadi di awal saya memainkan game ini. Cerita yang ditawarkan Watch Dogs adalah cerita yang unik yang belum pernah ada dalam game-game bergenre sejenis. Penulis skenarionya tergolong cerdas dalam meramu sebuah cerita yang tidak biasa, namun tetap menghadirkan konflik dan konspirasi yang biasa ada dalam game-game sejenis. 

Dengan hacking, saya bisa mencegah kejahatan terjadi. (sumber gambar: blog.ubi.com)
Percakapan antara Aiden dengan Jordi menurut saya merupakan bagian cerita paling berkesan sejauh ini. Menyaksikannya terasa seperti sedang menonton film-film Hollywood tentang pembalasan dendam, dan penulis skenarionya cukup pintar menyelipkan informasi tersembunyi dalam dialog ini yang kalau dicermati, membuat saya bisa menebak apa yang akan terjadi berikutnya. Saya cukup terkesan dengan kemunculan Jordi yang begitu tenang, dan bagaimana dia begitu enteng mengatakan telah menelepon polisi.

Dengan tema hacker, dan seperti yang saya harapkan, Watch Dogs memiliki gameplay yang unik. Bisa dibilang mekanik permainan dalam game ini merupakan perpaduan antara genre open-world, stealth, dan puzzle. Bermain selama satu jam sudah cukup memberikan gambaran bakal seperti apa pola permainannya. Di awal-awal saya mesti menyelinap mengendap-endap dengan pergerakan ‘corner’ yang mengasyikkan, berlanjut pada permainan hacking yang mengharuskan saya memperhatikan arus data di sekitar saya, menghadapi rangkaian teka-teki yang terlihat pelik namun sebenarnya sederhana, hingga gameplay ala GTA di mana saya mengemudikan mobil dan berkeliling-keliling kota menghindari polisi maupun penjahat.

Hacking merupakan kekuatan tersendiri dalam gameplay Watch Dogs. Saya melihat belum ada game yang menggunakan hacking sebagai bagian dari gameplay, menjadikannya unik untuk Watch Dogs. Apalagi dengan adanya aplikasi ‘profiler’ yang seperti sudah saya sebutkan sebelumnya, bukan hanya berfungsi untuk progres permainan melainkan juga bisa menjadi hiburan tersendiri dikarenakan informasi-informasi menggelitik yang ditampilkannya. Jujur gameplay hacking ini menjadikan Watch Dogs sebagai sebuah game dengan nuansa futuristik yang begitu kental.

Elemen hacking menjadikan Watch Dogs memiliki ciri khas tersendiri. (sumber gambar: alphacoders.com)
Sebenarnya saya sempat ragu dengan gameplay hacking dalam Watch Dogs. Saya menduga gameplay-nya bakal begitu kompleks dan rumit karena ini menyangkut proses hacking yang jelas bukan hal yang sederhana. Tapi kenyataannya Ubisoft menyadari bahwa ini adalah sebuah game, tidak ada yang perlu dibuat ribet di dalamnya. Sehingga meretas dalam game ini begitu mudah dilakukan, cukup dengan mengaktifkan ponsel dan melihat apa yang ingin saya retas, saya sudah bisa mengendalikan banyak hal di sekitar saya dengan mudah. Rasanya seperti benar-benar menjadi seorang hacker.

Yang perlu saya kritisi dari game ini mungkin adalah kontrolnya. Memang sih secara garis besar kontrolnya terbilang mudah, namun saya menemukan kelemahan dalam pergerakan kameranya. Pergerakan kameranya terasa membingungkan apabila Aiden berada dalam posisi mengendap-endap. Saya beberapa kali kesulitan melihat lingkungan sekitar saya, membuat saya kehilangan nyawa yang tidak perlu. Pergerakan kameranya menurut saya kurang responsif dan masih begitu kaku. Khususnya dalam hal peralihan zoom ke tubuh Aiden.

Selain itu, kurang lengkapnya deskripsi objective, termasuk peletakan titik ‘reach’ yang ambigu membuat saya sempat kehilangan semangat dalam memainkan game ini. Pasalnya dalam satu jam permainan ini saya sudah dua kali dibuat kecele dengan objective yang mesti saya penuhi. Pertama reach point dalam objective ‘sneak past the police’ dan kedua objective ‘leave police search area’. Karena ambiguitas tersebut saya mesti mengulang ‘sneak past the police’ berulang-ulang dan menghabiskan setengah jam permainan yang sia-sia. Apalagi waktu loadingnya relatif lama, membuat mengulang permainan terasa menyakitkan.

Aiden Pearce yang ultra-cool! (sumber gambar: forbes.com)
Kesimpulannya, Watch Dogs adalah sebuah game aksi open-world yang unik yang akan memberikan pengalaman baru bagi pemainnya. Tema dan elemen hacking yang disajikannya begitu terasa sejak detik pertama permainan, menjadikan variasi baru bagi penggemar genre ini. Perpaduan gameplay yang ada dalam game ini bisa dibilang membuat game ini tidak terasa membosankan untuk waktu yang lama. Gameplay dan narasinya pun sudah cukup membuat gamer betah memainkannya, walaupun kontrolnya dan beberapa objective yang nanggung mungkin akan sedikit mengganggu kenikmatan bermain.

Akhirnya, setelah satu jam bermain, saya pikir tidak ada salahnya untuk saya kembali memainkan game ini bila kondisinya memungkinkan. Memainkan game ini membuat saya merasa menjadi sosok hacker yang keren, yang bisa mengendalikan lingkungan sekitarnya hanya dengan sekali tekan. Apalagi tampilan Aiden Pearce terbilang keren, membuat saya sempat berencana menjadikannya sebagai foto avatar saya. 

Walaupun kontrol dan objectivenya sedikit memusingkan, tapi variasi gameplay dan narasinya yang kuat cukup untuk menarik saya memainkan game ini kembali. Kapan lagi saya bisa merasakan sensasi Metal Gear dan GTA dalam satu game yang sama sekali tidak berkaitan satu sama lain? Dari skala 1 sampai 10, saya beri game ini nilai impresi 8 yang artinya layak untuk dimainkan kembali. Yeah, siapa coba yang tidak ingin merasakan serunya menjadi hacker yang bisa mengacak-acak dan mengendalikan lingkungan sekitarnya hanya dengan sekali tekan? (gj)

*NB: Gambar-gambar screenshot tanpa kredit diambil dari YouTube.

3 comments:

  1. Wah sangat bagus, mantap walaupun baru newbie yaa.. oke kunjungi juga blog seru saya
    Bombastisx.blogspot.co.id

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete